KEBUDAYAAN PEMBANGUN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
KEBUDAYAAN PEMBANGUN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Kebudayaan
berasal dari kata Sansekerta buddayah bentuk
jamak dari buddhi yang berarti budi
atau akal, sehingga menurutnya kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang
bersangkutan dengan budi dan akal, ada juga yang berpendapat sebagai suatu
perkembangan dari majemuk budi-daya yang artinya daya dari budi atau kekuatan
dari akal (Koentjaraningrat, 1993). Manusia dan kebudayaan tidak dapat
dipisahkan, secara bersama-sama menyusun kehidupan. Manusia menghimpun diri
menjadi satuan sosial-budaya, menjadi masyarakat. Masyarakat manusia,
melahirkan, menciptakan, menumbuhkan dan mengembangkan kebudayaan: tak ada
manusia tanpa kebudyaan, dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa manusia.
Saat
ini telah terjadi pergeseran paradigma pembangunan dari paradigma ekonomi yang
lebih berorientasi kesejahteraan menjadi paradigma kebudayaan yang berorientasi
pada kesejahteraan dan pada saat yang sama juga kebahagiaan. Kebudayaan harus menjadi
‘panglima’ dalam penyelenggaraan negara. Diperlukan transformasi nilai budaya
pada tiga tataran, yaitu tataran makna, sikap (perilaku) dan material. Selain
itu, kebudyaan juga harus dikembalikan sebagai nilai-nilai yang melingkupi
aktivitas politik, ekonomi, sosial dan kebudyaan itu sendiri (Satria, 2015).
Dapat
diakui secara umum bahwa kebudayaan merupakan unsur penting dalam proses
pembangunan atau keberlanjutan suatu bangsa. Lebih-lebih jika bangsa itu sedang
membentuk watak dan kepribadiannya yang lebih serasi dengan tantangan jamannya.
Dilihat dari segi kebudyaan, pembangunan tidak lain adalah usaha sadar untuk
menciptakan kondisi hidup manusia yang lebih baik. Menciptakan lingkungan hidup
yang lebih serasi. Menciptakan kemudahan atau fasilitas agar kehidupan itu
menjadi lebih nikmat. Pembangunan adalah suatu intervensi manusia terhadap alam
lingkungannya, baik lingkungan alam fisik, maupun lingkungan sosial-budaya.
Masyarakat
harus bersinergi bersama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat
harus memanfaatkan kebudayaan untuk mewujudkan kemakmuran, kesejahteraan, dan
kebahagiaan. Sebagai contoh, Bali yang identik dengan budaya. Hampir sebagian
besar kegiatan masyarakat Bali dilandasi dengan budaya. Apalagi pengembangan
pariwisatanya, juga berlandaskan budaya. Dengan demikian maka kloplah kalu
kebijakan pemerintah, juga menjadikan budaya Bali sebagai rujukan yang utama.
Masyakarat Bali termasuk pemimpin di Bali, harus menyadari bahwa Bali hidup
dari alam dan budaya. Keduanya harus disinergikan dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Mereka harus degan penuh kesadaran untuk mewujudkan
kemakmuran, kesejahteraan dan kebahagiaan. Hal ini akan menjadi landasan serta
pola pikir masyarakat Bali, bahwasanya menyejahterakan masyarakat Bali harus
seiring sejalan dengan kemajuan budaya dan lingkungannya. Tidak satu pun harus
dikorbankan demi kesejahteraan. Inilah salah satu wujud pembangunan yang
berwawasan budaya (Bali Post, 2019).
Komentar
Posting Komentar